Dinasti Politik Merusak Tatanan Demokrasi.
Catatan Redaksi : Dinasti Politik Merusak Tatanan Demokrasi,.Akan tetapi hukum tidak melarang..Tapi Etika politik perlu juga dipertimbangkan..
Gambar : Ilustrasi/Karikatur Politik dinasti.
Media SwaraTrans.com – Setiap kali menjelang Pesta demokrasi pasti menjadi isu hangat masalah “politik dinasti”pro kontra pun tak bisa dihindarkan Meskipun tak tampak adanya gejolak pada partai politik yang melakukan praktik dinasti politik,Benar masalah Politik dinasti selalu erat dengan pelanggengan kekuasaan dan hal seperti ini sangat merusak tatanan berdemokrasi secara sehat.
Sebagai Pilar Penting dalam demokrasi, Pemilu/Pilkada merupakan sebuah sistim suksesi kepemimpinan yang memberikan kesempatan yang sama kepada semua warga negara utamanya kepada kader generasi muda yang ingin berjuang diladang politik.
Tidak dapat dipungkiri Politik dinasti memang masih sangat kental keberadaannya di Indonesia. Secara hukum dan konstitusi, politik dinasti merupakan fenomena yang legal dan tidak dilarang oleh UU. Akan tetapi selayaknya politisi harus menggunakan kesempatan tersebut dengan bijak, yaitu mengutamakan kompetensi untuk menduduki suatu jabatan. Seperti konstitusi ataupun undang-undang tidak melarang orang yang memiliki hubungan kekerabatan menduduki jabatan di daerah, ada batasan norma kepatutan.
pengamat politik Muhammad Qodari mengatakan tidak semua bercitra negatif. Menurutnya, ada aspek positif. dari politik dinasti .Menurut Qodari, politik dinasti tidak hanya ada setelah era reformasi, tetapi sudah tumbuh sejak era orde baru, yakni yang terpusat pada keluarga Soeharto atau keluarga Cendana. Di sekitar keluarga Cendana, menurutnya, tumbuh lagi politik dinasti lainnya yang melingkungi yang dikenal dengan kroni-kroni keluarga Cendana. “Namun, politik dinasti pada saat itu tidak begitu terbuka karena sistem politiknya memang belum terbuka,” katanya.
Lanjut Qodari, pada era reformasi saat ini, dinasti politik menjadi lebih populer dan sering menjadi sorotan masyarakat karena sistem politik di Indonesia sudah lebih terbuka. Direktur Eksekutif Indo Barometer ini menilai sisi positif politik dinasti terletak pada pemilihan kepala daerah serta kiprah kepala daerah.
Pengamat politik Rocky Gerung mengatakan dalam tayangan metro tv bahwa politik dinasti itu terjadi karena adanya ambisi dari seseorang, dan yang paling parah dinasti politik mengacak – acak demokrasi.
“Dinasti itu lahir hanya karena ambisi kekuasaan dan dia tidak berkompetisi secara sehat” Katanya Wasalam redaktur (*)